KHUTBAH IDUL ADHA 1439 H/2018M MEMAKNAI IBADAH QURBAN DAN IBADAH HAJI OLEH: MASYKUR H MANSYUR


MEMAKNAI IBADAH QURBAN DAN IBADAH HAJI
Khutbah ‘Idul Adha di Masjid al-Ikhlas Guro Karawang
Pada hari Rabu Tanggal 22 Agustus 2018
OLEH MASYKUR H MANSYUR
(IAIN Syekh Nurjati Cirebon (DPK Unsika Karawang)

* اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * وَللهِ الْحَمْدُ * اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَ اِلَهَ إِلاَّّ اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَعَبْدَهُ, وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ َلا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ الله! إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Pagi hari ini tanggal 10 Dzulhijjah 1439 H, bertepatan dengan hari Rabu 22 Agustus 2018. Umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan hari raya Idul Adha atau Idul Qurban. Pagi hari  ini juga memori sejarah kita membuka dirinya kembali, membawa kita pada kenangan sejarah ribuan tahun yang lalu. Pagi ini kita kenang lagi manusia-manusia agung yang telah menciptakan arus terbesar dalam sejarah umat manusia, membentuk arah kehidupan kita dan membuat kita semua berkumpul di Masjid ini untuk sholat dan berdo’a. Pagi ini kita agungkan lagi nama-nama besar itu; Nabi Ibrahim dan isterinya Siti Hajar, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ibrahim dikenal sebagai pengembara ulung, sejak dari tanah kelahirannya di Babilonia (negeri Irak sekarang), sampai ke Palestina, tanah yang dijanjikan Allah pula buat keturunannya, sampai ke Mesir tempat beliau mengawini Siti Hajar, ibu Isma’il. Dilihatnya seluruh negeri itu betapa sesatnya manusia karena menyembah berhala, bahkan beliau bertentangan dengan ayahnya sendiri dan dengan rajanya. Nabi Ibrahim bermunajat kepada Allah, menerangkan pengalamannya bahwasanya berhala itu telah banyak menyesatkan manusia. Padahal yang patut di sembah adalah Allah, sedangkan berhala itu adalah citaan Allah jua. Nabi Ibrahim sejak semula telah meruntuhkan berhala dikampung halamannya sendiri, lalu ditinggalkannya sebuah yaitu yang paling besar. Ketika dia ditanyai, dijawabnya bahwa yang meruntuhkan berhala yang kecil-kecil itu ialah berhala yang paling besar. Waktu itu kaumnya yang menyembah berhala menolak keterangannya, karena tidak masuk di akal mereka bahwa berhala yang tidak dapat bergerak itu akan dapat meruntuhkan kawannya yang kecil-kecil. Ini saja sudah menunjukkan bahwa berhala telah menyesatkan manusia.
Dalam pengembaraan berikutnya beliau sampailah pada suatu tempat yang ditentukan oleh Allah. Atas perintah Allah SWT, Ibrahim meninggalkan putranya yang sangat disayanginya itu bersama isterinya Siti Hajar tanpa perbekalan apapun kecuali do’a. Do’a Nabi Ibrahim yang sangat mendalam dan mengaharu biru saat meninggalkan isteri dan putranya ini terekam dalam al-Qur’an surat Ibrahim 14 [37].
رَّبَّنَآ إِنِّيٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيۡرِ ذِي زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡ‍ِٔدَةٗ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِيٓ إِلَيۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ ٣٧
37. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Bayangkan lebih dari 4000 tahun yang lalu tiga manusia agung itu yaitu Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail berjalan kaki sejauh lebih dari 2000 km atau sejauh Jakarta Ujung Pandang ~ dari negeri Syam ~ yang sekarang menjadi negeri Syria, Palestina, Jordania dan Lebanon, menuju jazirah tandus yang oleh al-Qur’an disebut dengan lembah yang tak ditumbuhi tanam-tanaman apapun.
Pengorbanan yang sungguh luar biasa yang dirasakan oleh keluarga Nabi Ibrahim. Beliau menempatkan isteri yang bernama Siti Hajar, dan anaknya yang masih bayi yang bernama Isma’il disuatu tempat yaitu lembah yang tandus, gersang yang tidak tumbuh sebatang pohonpun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Sedangkan Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu apa maksud sebenarnya dari  Allah SWT yang menyuruh menempatkan isteri dan putranya yang masih bayi itu ditempatkan disuatu tempat yang begitu asing. Tapi baik Nabi Ibrahim dan Siti Hajar menerima perintah itu dengan penuh keikhlasan dan tawakal.
Permasalahan berikutnya adalah kehabisan perbekalan dan kehabisan air minum. Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Siti Hajar kehabisan air minum sehingga tidak bisa lagi menyusui Isma’il, beliau mencari air kesana kemari sambil lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwa sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus Malaikat Jibril membuat mata air zam-zam. Siti Hajar dan Ismail memeperoleh sumber kehidupan. Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah. Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat Siti Hajar dan Isma’il, untuk mengambil air. Datang rezeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal dengan kota Makkah, sebuah kota yang aman dan makmur berkat do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat. Kota Mekkah yang aman dan makmur sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surah al- Baqarah  2 [126].
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلٗا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ
126. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali"
Hadirin Rahimakumullah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Ujian belum berhenti sampai disitu, Nabi Ibrahim dan Ismail mendapat cobaan yang lebih besar lagi. Kalaulah seorang ayah yang sangat mengharapkan mendapatkan keturunan yang sholeh, setelah dalam usia 86 tahun baru keinginan itu dikabulkan oleh Allah SWT, lalu ketika anak itu masih satu-satunya dan umurnya kira-kira sekitar 10 sampai 15 tahun. Dikala anak berusia 10 sampai 15 tahun itu memanglah seorang ayah bangga sekali jika dapat berjalan bersama anaknya itu. Sama halnya dengan kita sekarang ini sungguh bangga sekali jalan-jalan dengan anak remaja seperti itu, bahkan kalau kita ketemu dengan kawan atau sahabat kita, maka kita kenalkan anak kita itu padanya.
Suatu waktu dibawalah Isma’il yang waktu itu antara umur 10-15 tahun seorang pemuda remaja tampan dan gagah, oleh Ibrahim berjalan bersama-sama, ditengah perjalanan, berkatalah Ibrahim.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٠٢
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwasanya aku menyembelih engkau, maka pikirkanlah apa pendapatmu”. Dengan kata-kata yang halus lagi mendalam ayah berkata kepada anak, yaitu ayah yang telah tua, berusia lebih dari 90 tahun, dan anak yang dihadapi adalah anak yang berpuluh tahun lamanya ditunggu-tunggu dan sangat diharapkan. Dalam pertanyaan ini Allah SWT telah membayangkan kepada kita bagaimana seorang manusia yang terjadi dari darah dagingnya sendiri mau disembelih, akan tetapi dengan keyakinan yang mantap, tidak sedikit juapun ragu atau bimbang.
Disuruhnya anaknya memikirkan mimpinya itu dan kemudian diharapnya anaknya menyatakan pendapat. Maka berkatalah Isma’il “Ya ayahku! Perbuatlah apa yang diperintahkan kepada engkau. Akan engkau dapati aku-insya Allah termasuk orang yang sabar. Lantaran Ibrahim dan putranya sama-sama menyerah (aslama) tidak takut menghadapi maut, karena maut melaksanakan perintah Ilahi adalah maut yang paling mulia. Suatu kisah yang mengharukan bahwa sebelum melakukan penyembelihan dimulai Isma’il as mengajukan tiga permohonan seperti disebutkan dalam Ensiklopedi Islam Jilid 3), yaitu: 1). Sebelum Isma’il disembelih hendaknya terlebih dahulu Ibrahim as menajamkan pisaunya agar ia cepat mati dan tidak lagi timbul kasihan maupun penyesalan dari ayahnya. 2). Ketika menyembelih, wajah Isma’il harus ditutup agar tidak timbul rasa ragu dalam hati ayahnya, karena rasa kasihan melihat wajah anaknya. 3). Bila penyembelihan telah selesai, agar pakaian Isma’il yang berlumuran darah dibawa kehadapan ibunya, sebagai saksi bahwa qurban telah dilaksanakan. Dengan berserah diri kepada Allah SWT, Isma’ilpun dibaringkan dan dengan segera menyentakkan pisaunya dan mengarahkan ke leher anaknya. Seketika itu maka tangan Nabi Ibrahim ditahan oleh Malaikat Jibril sehingga pisau yang tajam itu tidak sampai tercecah ke atas leher Isma’il, maka datanglah seekor domba besar, sebagai ganti dari anak yang nyaris disembelih itu. Sebagaiman surah as-Shafat  37:[107]
 وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ١٠٧
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar
Itulah buah dari kesabaran Ibrahim dan Isma’il, maka sudah sepantanyalah jika Allah SWT menjelaskan bahwa kedua orang itu, ayah dan anak termasuk orang-orang yang hidupnya adalah berbuat kebajikan, maka pantasalah mendapat penghargaan di sisi Allah.
Sebab diketahui bahwa Isma’il adalah seorang anak yang sangat penyabar sebagaimana firmannya فبشّرناه بغلام حليم Menurut Prof. Hamka sifat anak itu (Isma’il) yaitu haliim sebagai sangat penyabar. Perbedaan antara shobir (penyabar) dengan haliim ialah bahwa hilm menjadi tabi’at atau bawaan hidup. Sedangkan shobar ialah sebagai penangkis perisai, gelisah jika percobaan datang dengan tiba-tiba. Sedangkan haliim adalah apabila kesabaran itu sudah menjadi sikap hidup, atau sikap jiwa.

Hadirin Rohimakullah Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.
Hari Raya yang kita peringati pada pagi hari ini adalah hari raya idul adha, atau juga disebut hari raya idul qurban. Kurban dari kata qurb atau qurban artinya dekat atau mendekati. Yang dimaksud dengan kurban adalah penyembelihan binatang ternak yang dilakukan pada hari raya haji atau idul adha, yakni pada tanggal 10, 11,12, dan 13 dzul hijjah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Allah Maha pengasih dan Penyayang. Korban yang diperintahkan kepada kita umat Muhammad, tidak usah anak kita yang disembelih, seperti yang pernah terjadi pada diri Ibrahim dan Isma’il, tapi cukup binatang ternak, baik kambing, sapi, kerbau maupun lainnya. Sebab Allah tahu, kita tidak akan mampu menjalaninya, jangankan menyembelih anak yang kita sayangi dan cintai, memotong sebagian harta kita untuk menyembelih hewan qurban, kita masih terlalu banyak berfikir. memotong 2,5 % harta kita untuk zakat, kita masih belum menunaikannya dengan konsisten. Memotong sedikit waktu kita untuk sholat lima waktu, kita masih keberatan, bahkan tidak jarang sampai lupa dan terlewatkan. Menunda sebentar waktu makan kita untuk berpuasa, kita tak mampu melaksanakannya, dan sebagainya. Mendaftar untuk pergi hajipun banyak sekali pertimbangannya, bahkan diundur-undur dan memungkin sampai tidak jadi, apalagi kondisi sekarang ini daftar tahun ini saja berangkatnya nanti 16 tahun kemudian. Begitu banyak dosa dan pelanggaran yang kita kerjakan, yang membuat kita jauh dari Rahmat Allah SWT.        
Bagi umat Islam yang mampu, disyari’atkan berqurban, yaitu menyembelih hewan qurban berupa sapi atau kambing. Seekor sapi untuk tujuh orang dan seekor kambing atau domba untuk satu orang. Begitu pentingnya qurban ini sampai-sampai Nabi bersabda
مَنْ وَجَدَ سعةً فلم يُضَحِّ فلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاّنَا                              
Artinya barang siapa mempunyai keluasan, sehingga mampu berqurban, tetapi tidak mau berqurban, maka janganlah ia mendatangin tempat kami bersembahyang. (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
Esensi daripada Kurban adalah untuk mencapai derajat taqwa sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat al-Hajj ayat 37.
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٧
37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ إرَاقَةِ الدَّام إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا.
Hadits dari Aisyah: Tidak ada suatu amalpun yang dilakukan anak cucu Adam, pada hari raya qurban yang lebih dicintai Allah SWT dibandingkan amalan menumpahkan darah (hewan). Sesungguhnya ia (hewan-hewan yang diqurbankan itu) pada hari kiamat kelak akan datang dengan diiringi tanduk, kuku, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darah yang ditumpahkan (dari hewan itu) telah ditetapkan Allah SWT di tempat khusus sebelum ia jatuh ke permukaan tanah. Oleh karena itu doronglah diri kalian untuk suka berqurban. HR.Hakim. Ibnu Majjah dan Tirmidzi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd
Pada hari raya ini pula dilaksanakan salah satu ibadah utama dan rukun Islam yang kelima yaitu ibadah haji, bagi mereka yang mampu. Al-Quran surah Ali Imran 97 Allah berfirman
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلٗاۚ
97. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Kata Istitho’a artinya sanggup atau mampu. Yang dimaksud mampu disini adalah mampu fisik, mampu biaya dan mampu mental. Apakah ukuran mampu ? menurut sahabat ada dua hal yaitu ada bekal dan ada kendaraan.
Ada beberapa cara orang bisa pergi haji, yaitu bisa dengan berjalan kaki atau juga bisa dengan berkendaraan. Dalam al-qur’an surah Ibrahim (27) Allah berfirman.
وَأَذِّن فِي ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ يَأۡتُوكَ رِجَالٗا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٖ يَأۡتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٖ ٢٧
27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.

Ada orang yang sudah mampu untuk melaksanakan ibadah haji ke baitullah tapi tidak jadi berangkat, apakah hajinya diterima?
Adalah Abdullah bin Mubarak menunaikan ibadah haji. Setelah selesai thowaf ulama besar tabi’ut tabi’in ini kecapain dan tertidur, dalam tidurnya beliau bermimpi yaitu melihat dua malaikat yang turun dari langit berdiskusi. Berapa jumlah jama’ah haji tahun ini, Tanya salah satu malaikat pada malaikat yang lainnya. Ada 600.000, orang jawab malaikat yang satunya. Berapa orangkah yang mabrur hajinya ?, Tanya malaikat yang satunya, kemudian dijawab oleh malaikat yang lainnya nggak ada satupun yang mabrur, padahal jama’ah haji tersebut datang dari berbagai penjuru negeri, dengan banyak biaya dan melalui perjalanan yang panjang, bagaimana mungkin semuanya tidak diterima? Ibnul Mubarak menangis. Namun lanjut malaikat yang satunya, ya ada satu orang yang yang hajinya mabrur, namanya Ali bin Muwaffaq seorang dari Damaskus yang berprofesi sebagai tukang sepatu. Sebenarnya dia tidak berangkat haji, tapi Allah menerima hajinya dan mengampuni dosanya. Bahkan berkat dia seluruh jam’ah haji yang sekarang ada di tanah suci ini diterima hajinya oleh allah SWT. Abdullah bin Mubarak sangat bahagia, ia bersyukur hajinya dan haji seluruh jama’ah diterima. Kemudian terbangun dari tidurnya. Setelah selesai prosesi haji, maka ia pergi ke Damaskus untuk menemui Ali bin Muwaffaq yang bekerja sebagai tukang sepatu. Setelah menceritakan kisahnya secara lengkap, lalu Abdullah bin Mubarak bertanya kepada Ali bin Muwaffak tentang amal apa yang menyebabkan hajinya mabrur padahal dia tidak berangkat haji. Ali bin Muwaffak mengatakan memang benar aku tidak jadi berangkat haji. Sebelum aku berangkat ke tanah suci, aku dan isteriku mencium aroma masakan yang sedap. Pada waktu itu isteriku sedang hamil jadi sangat ingin masakan itu, lalu ku cari sumbernya-ternyata tetanggaku yang sedang masak. Bolehkah aku meminta sedikit dari masakan itu untuk isteriku? Kata Ali al Muwaffak. Malah tetanggaku menjawab, kami sudah beberapa hari tidak makan, di rumah ada anakku dan anak-anak yatim, karena kami tak punya apapun untuk dimakan, maka pada hari ini kami mendapatkan keledai mati tergeletak lalu kami memotong dan memasaknya, makanan ini tidak halal untuk kalian. Mendengar itu aku merasa tertampar sekaligus sangat sedih kata Ali al-Muwaffak, bagaimana mungkin aku berangkat haji, sementara tetangguku tidak bisa makan. Maka kuambil seluruh uangku sejumlah 300 dirham dari hasil pekerjaanku sebagai tukang sepatu yang kukumpulkan bertahun-tahun lamanya, dan diserahkan pada tetanggaku untuk memberi makan anak dan keluarganya.
Kisah Ali bin Muwaffak ini memberi pelajaran buat kita, betapa sedekah bisa lebih baik dari haji dalam kondisi tertentu.  Yusuf Qardhawai dalam Fatwa Kontemporer menulis, pintu-pintu amal sunah untuk memperoleh kebaikan itu banyak dan luas. Allahpun tak akan mempersempitnya. Meski haji dan umrah masuk dalam salah satu rukun Islam yang kelima dan ibadah dengan kandungan pahala berlipat ganda, bukan berarti tidak ada amal lain yang tak bisa kita kerjakan.
Karena itu, kisah ibnul Mubarak dan Ali Muwaffak boleh jadi menjadi hikmah bagi kita. Saat tetangga atau family kelaparan ketika kita tidur kenyang, boleh jadi kewajiban bersedekah sudah melekat pada kita ketimbang pergi ke tanah suci.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Pertanyaan berikutnya manakah yang mabrur?. Yang mempersiapkan bekal atau yang diberi bekal?.  Yang berjalan kaki atau yang berkendaraan?. Yang mendapatkan ratusan juta dari pembebasan tanah/rumah atau yang menabung berpuluh-puluh tahun?. Yang memanfaatkan peluang kerja di Arab Saudi atau yang terbang dari berbagai Negara?. Yang tinggal di hotel berbintang lima atau yang berdesakan dikamar-kamar haji regular?.
Mabrurnya haji bukan ditentukan dari itu semua. Tapi ibadah haji adalah perjalanan rohani dari rumah-rumah yang selama ini mengungkung mereka menuju rumah Tuhan. Haji yang mabrur adalah haji yang berhasil mencampakkan sifat-sifat hewaniah dan menyerap sifat-sifat rabbaniyah. Artinya disamping dzikir juga perlu transformasi sosial.
Kepada al-Syibli yang baru kembali dari menunaikan ibadah haji, Zainal Abidin- seorang sufi besar dari keluarga Nabi SAW bertanya kepadanya. Ketika engkau sampai di Miqat dan menanggalkan pakaian berjahit, apakah engkau berniat menanggalkan juga pakaian kemaksiatan dan mulai mengenakan busana ketaatan?. Apakah engkau juga tanggalkan riya’ (suka pamer), kemunafikan dan syubhat?. Ketika engkau berihram, apakah engkau bertekat mengharamkan atas dirimu semua yang diharamkan oleh Allah ?. Ketika engkau menuju Makkah, apakah engkau berniat untuk berjalan menuju Allah?. Ketika engkau memasuki Masjidil Haram, apakah engkau berniat untuk menghormati hak-hak orang lain dan tidak akan menggunjingkan umat Islam?. Ketika engkau sa’i apakah engkau merasa berlari menuju Tuhan diantara cemas dan harap?. Ketika engkau wukuf di Arafah, apakah engkau merasakan bahwa Allah mengetahui segala kejahatan yang kau sembunyikan dalam hatimu?. Ketika engkau berangkat ke Mina, apakah engkau bertekad untuk tidak mengganggu orang lain dengan lidahmu, tanganmu dan hatimu?. Dan ketikan engkau melompar jumrah, apakah engkau berniat memerangi iblis selama sisa hidupmu?. Ketika untuk semua pertanyaan itu al-Syibli menjawab “TIDAK” , Zainal Abidin mengeluh “Ah.. engkau belum ke Miqot, belum ihram, belum thawaf, belum sa’i, belum wuquf dan belum sampai ke Mina. Al-Syibli menangis. Dan pada tahun berikutnya dia berniat merevisi (manasik) hajinya.
Dalam manasik keluarga Nabi SAW yang menjadi persoalan  bukan lagi kemampuan untuk mendapatkan bekal dan kendaraan, tapi kesanggupan meninggalkan rumah kita yang kotor supaya beristirahat di rumah Allah yang suci. Bila berhasil berarti haji kita mabrur 
Allahu Akbar 3 x walillahil hamd
Bulan Dzul Hijah tahun ini juga bertepatan dengan Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 73. 17 Agustus 2018. Tema HUT RI ke 73 adalah Kerja Kita Prestasi Bangsa. Makna yang dikandung dari Motto tersebut adalah menunjukkan adanya ajakan kepada semua elemen bangsa untuk bersama-sama bekerja, membangun kemajuan bangsa dan Negara dan melanjutkan perjuangan menjadi bangsa yang terhormat dan berprestasi ditengah persaingan yang semakin mengglobal di era modern ini.
            Ada tiga kekuatan besar bagi bangsa ini, yaitu kekayaan sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk yang besar, dan keragaman budaya, perbedaan suku dan agama. Kesemua itu bisa terus terpelihara ditengah masyarakat kita yang heterogen untuk hidup berdampingan karena adanya rasa kebersamaan di antara berbagai elemen bangsa.
Sungguh potensi bangsa ini melimpah, alamnya kaya, penduduknya besar, lokasi geografisnya strategis, seni budayanya sangat luhur, bahkan tidak kurang dari 17.000 pulau, lebih dari 1.300 suku, lebih dari 700 bahasa. Tidak ada alasan untuk tidak menjadi bangsa yang besar. Kita semua bersyukur kepada Allah karena atas berkat-Nya kita bangga menjadi bangsa Indonesia; bisa hidup secara berdampingan dalam alam kebhinekaan.
            “Kerja Kita Prestasi Bangsa” logo Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 73 ini bisa dimaknai oleh semua elemen bangsa bekerja sama dalam membangun negeri; mulai dari para eksekutif, legislative, yudikatif, pihak swasta dan seluruh warga Negara. Hendaknya bekerja keras agar mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan dengan menjaga persatuan bangsa dan membangun bangsa dengan khlak mulia yang mengarah kepada cita-cita bersama yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu kepada semua warga harus mampu menjauhkan hal yang merusak persatuan dan pemborosan, dan meningkatkan kerja dan karya nyata serta mengukir prestasi untuk kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.
Ajaran Islam sangatlah mendorong kepada kaum muslimin dan memberinya apresiasi yang tinggi kepada setiap muslim yang benar-benar beriman dan membuktikan imannya dalam bentuk kerja nyata yang bermanfaat untuk kemaslahatan ummat manusia.
Maka hampir pasti setiap ada kalimat iman didalam Al-Qur’an senantiasa diiringi dengan kalimat amal shaleh. Karena dengan iman dan amal shaleh itulah derajat dan kemuliaan manusia akan dapat diperolehnya, yaitu derajat Muttaqin..
Untuk mendapatkan nilai “taqwa” maka sangatlah di tentukan oleh kualitas dan produktifitas amal, kualitas itu tentu mencakup makna kikhlasan dan keteladanan kepada Rasulullah saw, serta manfaat dari amal perbuatannya bagi diri dan orang lain. Karenanya Allah SWT memberikan prestasi manusia atas keberhasilannya berdasarkan kualitas kerjanya,
Al-Qur’an surat al-Mulk 67 ayat 1-2 Allah berfirman
تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ١ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
Demikian pula Rasulullah saw menjelaskan bahwa orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat keberadaannya untuk orang lain.

Khutbah Kedua
Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang menciptakan kami, Engkaulah satu-satu-Nya yang berhak untuk kami sembah…Hari ini kami datang mengetuk pintu ampunan-Mu. Hari ini kami hadir bersimpuh dengan peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami yang lemah Ya Allah, ya Rabbana, di sisa-sisa hidup kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami untuk selalu berbakti dan menjadi anak yang shaleh untuk ayah-bunda kami. Jika mereka masih hidup, izinkanlah kami untuk berkhidmat dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya di sisa-sisa usia mereka… Jika ayah-bunda kami telah tiada, maka izinkanlah kami untuk menjadi sisa-sisa kebaikan mereka yang terus-menerus menjadi ladang kebaikan penerang alam kubur mereka… Ya Allah, ampuni, ampuni, ampuni durhaka kami kepada ayah-bunda kami…
Kami juga memohon kepada-Mu, Ya Allah, ya Rabbana, berikan kepada kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satu-Nya yang dapat memberikan kekuatan untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan anak-anak kami sebagai penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami tiada nanti. Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah  
Ya Allah, yang Maha perkasa dan Maha bijaksana…Nun jauh di sana, ada jutaan orang yang sedang melaksanakan ibadah  haji, berilah mereka kekuatan dan kesabaran dalam menjalankannya dan terimalah ibadah haji mereka menjadi haji yang mabrur. Sedangkan kami di sini juga melaksanakan sholat idul adha dan menjalankan ibadah qurban, maka terimalah ibadah kami itu sebagai pengabdian kepada-Mu dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan kami. Kami adalahlah hamba-Mu yang lemah,.
Ya Allah Ya Mujib
Disaat ini pula kami tengah memperingati HUT Kemerdekaan Bangsa kami yang 73. Himpunlah semua potensi dan kekuatan elemen bangsa untuk sama-sama bekerja membangun kemajuan bangsa dan negara, sehingga menjadi bangsa yang terhormat, berprestasi dan maju menjadi baldatun thoyyibtun wa rabbun ghofur.
ya allah yang maha menguatkan
Eratkanlah persaudaraan diantara kami agar saling menyemai kedamaian. saling menjaga kerukunan, saling menyokong kemajuan. Kuatkanlah silaturahmi diantara kami agar saling merawat persudaraan, sekaligus saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ،َ .

Wallahu a’lam bial-shawaab.
مشكور منصور



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.