• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Khutbah Jum’at Tahun Baru Hijriah 1440 H Momentum Muhasabah Oleh Masykur H Mansyur (IAIN Syekh Nurjati Cirebon DPK Unsika Karawang)


Khutbah Jum’at
Tahun Baru Hijriah 1440 H Momentum Muhasabah
Oleh Masykur H Mansyur (IAIN Syekh Nurjati Cirebon DPK Unsika Karawang)

Selasa 11 September yang baru lalu telah terjadi pergantian tahun, yaitu tahun 1439 H-menuju 1440 H. Hijrah Rasulullah saw yaitu perpindahan dari Makkah menuju Madinah telah berlalu empat belas abad lamanya. Hijrah yang dilakukan oleh baginda Rasulullah bersama para shahabatnya bukan sekedar perpindahan biasa, tapi mengandung nilai/ motivasi adalah memperoleh ridho Allah SWT. itulah sebabnya yang dimaksud dengan hijrah menurut Dr Ahzami Samiun Jazuli dalam  bukunya Hijrah Dalam Pandangan Al-Qur’an menyatakan bahwa hijrah bukan berarti  perpindahan tempat dari satu negeri ke negeri yang lain. Hijrah juga bukan perjalanan mencari sesuap nasi dari negeri yang gersang menuju negeri yang subur. Sesungguhnya hijrah adalah perjalanan yang dilakukan oleh setiap mukmin karena kebenciannya terhadap  berbagai bentuk penjajahan, belenggu yang menghalangi kebebasan untuk mengekspresikan keimanan, serta untuk kemaslahatan.
Bagi bangsa Indonesia, tahun baru hijriah dapat menjadi momentum menuju bangsa yang lebih baik lagi, untuk menggapai hal tersebut setiap warga Indonesia harus bisa beralih menjadi pribadi-pribadi yang siap bekerja keras. Maka, apa pun tantangan ke depan bisa dihadapi secara bersama-sama, dan setiap masyarakat mampu berkontribusi dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. “Dengan kerja keras dan berharap rahmat dan ridha-Nya, demi kebaikan bangsa dan Negara
Tahun baru Islam 1440 Hijriyah merupakan babak baru bagi umat Islam di Indonesia karena masyarakat akan dihadapkan pada agenda pemilihan umum legislatif dan pilpres yang bertepatan dengan tahun 2019 Masehi. Perbedaan pilihan politik jangan sampai membuat umat Islam yang sejatinya ibarat satu tubuh menjadi tercerai-berai. Kalau berbeda pilihan, jangan saling menghina, jangan saling menghujat, jangan saling membenci. Perbedaan sikap politik seharusnya menjadi khasanah demokrasi dalam dunia Islam, khususnya Indonesia, dan harus dimaknai dengan damai dan meriah, bukan justru saling bermusuhan. Dan mari kita berhijrah menuju Indonesia yang maju, menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
Ketika Rasul saw menyampaikan kepada Abubakar bahwa Allah memerintahkannya untuk berhijrah, dan mengajak sahabatnya itu untuk berhijrah bersama. Abubakar menangis kegeringan. Dan seketika itu juga ia membeli dua ekor unta dan menyerahkannya kepada Rsul saw, untuk memilih yang dikehendakinya. Terjadilah dialog berikut.
“Aku tidak akan mengendari unta yang bukan milikku” kata Nabi
“Unta ini kuserahkan untukmu”kata Umar
“Baiklah, tapi aku akan membayar harganya” kata Nabi
Setelah Abubakar bersi keras agar unta itu diterima sebagai hadiah, namun Nabi saw tetap menolak, Abubakar pada akhirnya setuju untuk menjualnya. Pertanyaannya, mengapa Nabi bersi keras untuk membelinya?, dan bukankah sebelum ini ~ bahkan sesudahnya ~ Nabi saw selalu menerima hadiah dan pemberian Abubakar?. Disini terdapat suatu pelajaran yang sangat berharga. Pelajaran yang dimaksud menurut Prof. Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan al-Qur’an yaitu;
Rasulullah ingin mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu usaha besar, dibutuhkan pengorbanan maksimal dari setiap orang. Beliau bermaksud berhijrah dengan segala daya yang dimilikinya, tenaga, pikiran dan materi bahkan dengan jiwa dan raga beliau. Dengan membayar harga unta itu, Nabi mengajarkan kepada Abubakar ra, dan kepada kita bahwa dalam mengabdi kepada Allah, janganlah mengabaikan sedikit kemampuanpun, selama kita masih memiliki kemampuan itu. Allah berfirman, dalam al-Qur’an surat al-Alaq 96 : [8].
 إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجۡعَىٰٓ ٨
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)
Peristiwa pergantian tahun baru ini sejatinya mengingatkan bahwa jatah hidup kita di dunia ini semakin berkurang, meskipun secara angka usia kita bertambah.
Seorang ulama besar Imam hasan al-Bashri berkata; wahai anak Adam sesungguhnya kalian bagian dari hari, apabila suatu hari berlalu, berlalu pulalah sebagian hidupmu. Dengan pemaknaan seperti itu, kita jadikan sebagai momentum untuk muhasabah atau dengan istilah yang sering didengar yaitu evaluasi diri. Sebagai pribadi mukmin tentu beharap untuk dapat menjalani tahun baru tersebut dengan yang lebih baik bagi kehidupan, dan bahkan  tentu juga menjadi harapan seluruh umat Islam di dunia.
Yang menjadi pertanyaan adalah hal apa saja yang perlu dievaluasi setelah kita lewati tahun 1439 H yang lalu. Yang perlu dievaluasi adalah bukan hanya karier, harta, jabatan, atau urusan duniawi lainnya yang perlu dievalusi, justru yang terpenting adalah evaluasi tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT. al-Qur’an surat Ali Imran 3 [101].
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam
Prof. Hamka menjelaskan bahwa ayat-ayat telah dibacakan kepada kamu dan Rasulpun ada hidup diantara kamu dan kamupun telah beriman, telah percaya bahwa Allah itu memang ada. Dialah yang memberikan nikmat karunia kepada kamu. Oleh sebab itu,janganlah kamu cukupkan kepada Allah itu hanya sekedar tahu dan percaya akan ada-Nya. Hendaklah lebih dari itu; yaitu terasa hubungan yang erat dengan Dia. Erat se-erat-eratnya, sehingga Allah jangan hanya semata-mata terpikir oleh otak, melainkan terasa dalam jiwa. Jangan sampai terputus hubungan dengan Dia, melainkan dipelihara terus menerus. Itulah yang dinamai taqwa.
Al-Qur’an surat al-Hujurat 49 [13]
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
Lebih lanjut dalam surat al-Thalaq 2-3
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Cara mengevaluasi taqwa seseorang menurut Prof Yunahar Ilyas Pengurus MUI Pusat bisa dilihat dari tiga aspek yaitu iman, Islam, dan ihsan.
Pertama, tinggi rendahnya keimanan dapat dilihat dari sisi tauhid, seperti memastikan tidak adanya perbuatan syirik, su’uzan, atau kemusyrikan yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
Kedua, evaluasi tentang Islam. Islam intinya adalah rukun Islam, seperti tentang shalat yang dikerjakan selama ini sudah tertib atau belum? Jika sudah tertib, istiqamah berjamaah atau tidak? Lalu, bisakah memaknai shalat itu bagi kehidupan? Itu semua harus dipastikan untuk mengetahui tingkat keislaman. Karena orang yang dapat melaksanakan shalat dengan baik, tentu jauh dari perbuatan keji dan mungkar. Jika seseorang masih melakukan kemungkaran, dapat dipastikan shalatnya belum efektif dan belum berpengaruh dalam kehidupannya.
Ketiga, evaluasi tentang ihsan, yaitu akhlak, baik akhlak pribadi, sosial, maupun akhlak di ruang umum. Akhlak pribadi dilihat dari kebiasaan seseorang, apakah sudah sesuai ajaran Islam atau belum. Selanjutnya adalah akhlak publik, yaitu mengevaluasi perilaku saat berada di tempat umum, seperti jalan raya, ruang-ruang umum, baik saat antri, buang sampah, maupun bertegur sapa. Terakhir, akhlak sosial. Ini penting agar seseorang mampu mengetahui akhlaknya bagi sesama, baik kepada orang miskin, anak telantar, yatim, dll.
Wallahu a’lam bi al-shawaab.
Share:

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.