Shalat
adalah pilar kedua setelah syahadat, dan merupakan salah satu ibadah yang pokok
dalam Islam. Shalat merupakan ibadah fardlu bagi setiap muslim yang mesti
dilakukan secara konsisten lima kali sehari semalam. Banyak orang beranggapan
bawa shalat tidak perlu diuraikan lagi, mengingat sejak kecil sudah diajarkan
tentang shalat. Kenyataannya bukan saja banyak orang yang shalat, tapi tidak
tampak hasil dari shalatnya, namun tidak sedikit juga orang yang masih salah
dalam shalatnya.
Perlu diingat bahwa shalat lima kali sehari semalam
itu tidaklah berat, bahkan sangat ringan sehingga tidak wajar
untuk diabaikan atau hanya dilakanakan dua atau tiga kali saja dalam sehari, terlebih
ditinggalkan semuanya dalam sehari semalam, dan tentu saja sungguh amat buruk
tingkat keberagamaan seseorang yang tidak mengarahkan wajah, pikiran dan
hatinya kepada Sang Pencipta.
Diantara tanda kesesatan yang jelas adalah pengabaian
dalam mendirikan shalat fardlu, seperti dalam hadits Rasulullah bersabda perbedaan
antara orang mukmin dan kafir terlertak pada shalat. Pengabaian ini berbagai
macam bentuknya seperti tidak melaksanakannya secara teratur sampai pada
memperolok-olokan orang yang shalat dan menilainya sebagai sesuatu yang tidak
bermanfaat atau membuang-buang waktu.
Dalam Islam,
shalat adalah amal paling utama untuk melatih jiwa, membersihkan hati,
menerangi akal dan menaikkan derajat. Shalat dikatan sebagai pembersih hati
sebagaimana Ibnu Atha’illah al-Sakandari dalam kitabnya yang terkenal al-Hikam
الصَّلاةُ طُهْرَةٌ لِلْقُلُوْبِ
مِنْ أَدْنَاسِ الذُّنُوْبِ وَاستِفْتَاحٌ لِبَابِ الْغُيُوْبِ
Shalat itu pembersih hati dari
berbagai noda dosa, sekaligus pembuka pintu bagi perkara ghaib.
Rasulullah pernah bersabda bahwa dasar dan tiang ketaatan
adalah shalat sebagaimana sabdanya;
رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ
سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Artinya; pokok perkara adalah Islam, dan
tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُحَاسَبُ بِصَلَاتِهِ , فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ
وَأَنْجَحَ , وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
Artinya; Dari Abu hurairah,
sesungguhnya Nabi saw bersabda amalhamba yang pertama kali dihisab pada ari kiamat adalah shalatnya, apabila
shalatnya baik sungguh dia mendapatkan keberuntungan dan keselamatan, dan
apabila shalatnya rusak, sungguh dia menyesal dan merugi.
Ibnu Atha’illah al-Sakandari dalam kitab al-Hikam
menjelaskan beberapa manfaat dari shalat
1.
Mencegah
perbuatan keji dan munkar.
Ketika nafsu mampu
mencegah perbuatan keji dan munkar, maka bersih dan teranglah hati serta siap
menerima ilmu-ilmu rabbani. Karena shalat yang dilakukan sejatinya adalah
pengakuan hati bahwa Allah sebagai Pencipta adalah agung dan pernyataan patuh
terhadap-Nya yang kekal da abadi. Bagi seseorang yang telah melaksanakan shalat
dengan penuh rasa taqwa dan keimanan kepada penciptanya, hubungannya dengan
Allah akan semakin kuat dan istiqamah dalam beribadah kepada-Nya dan menjaga
ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh-Nya. Shalat yang dilakukan dengan penuh
taqwa dan menghadap ridha Allah akan mempunyai pengaruh yang mendalam dalam
jiwa dan menopang manusia untuk berakhlak mulia.dengan demikian shalat dapat
berperan sebagai alat penangkal yang dapatmencegah seseorang dari perbuatan
keji dan munkar.
Dalam surat
al-Ankabut 29 [45]
ٱتۡلُ
مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ
تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ
وَلَذِكۡرُ
ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
٤٥
45. Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan
2. Menghapus dosa-dosa
Dalam surat Hud 11
[114]
وَأَقِمِ
ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ
يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ ذَٰلِكَ
ذِكۡرَىٰ
لِلذَّٰكِرِينَ ١١٤
Dan dirikanlah
sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat
Rasulullah bersabda,” apakah
kalian tidak melihat seandainya ada sebuah sungai di depan pintu salah seorang
dari kalian. Setiap hari sebanyak lima kali dia mandi di sungai itu. Masihkah
ada kotoran di tubuhnya?”. Para sahabat menjawab, “ tentu tidak akan ada lagi
kotoran di tubuhnya.” Nabi saw. Melanjutkan sabdanya, “itulah perumpamaan
shalat lima waktu. Denganya Allah akan meghapus berbagai kesalahan.” Dalam
hadis, Rasulullah saw. Menyebutkan,
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
الصَّلَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا
بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“shalat lima waktu
dari jumat ke jumat adalah penghapus dosa yang ada diantara keduanya selama
tidak ada dosa besar yang diperbuat”. HR. Muslim dari Abu Hurairah.
3.
Diangkatnya derajat di surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Engkau
harus memperbanyak sujud. Sebab, tidaklah kalian melakukan sujud satu kali,
kecuali Allah akan meninggikan satu derajat untukmu dan menghapus satu
kesalahan darimu.”.
4.
Menghantarkan manusia bersama-sama Rasulullah di surga.
Hadits riwayat
Muslim dari Rubai’ah ibn Ka’ab al-Aslami, pelayan Rasulullah yang merupakan
salah satu ahli al-Shuffah. Rubai’ah menceritakan “sewaktu bermalam bersama
Rasulullah saw aku membawakan air wudhu’ dan keperluan beliau. Saat itu beliau
berkata memintalah kepadaku, akupun menyampaikan permintaan, aku memohon agar
aku dapat mendampingimu di surga, beliau bersabda. Adakah permintaan lain ?.
Aku jawab hanya itu, Beliau berpesan bantulah aku untuk menolongmu dengan
memperbanyak sujud.
بارك الله لي ولكم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar