Sebagai
seorang muslim tentu sering mendengar
istilah “Husnul Khatimah”. Husnul khatimah terdiri dari dua kata; husn
yang artinya baik, dan al-khatimah yang berarti kesudahan atau akhir,
sehingga kata ini sendiri berarti kesudahan atau akhir yang baik. Sejak kecil
kita sering diajarkan do’a agar dikaruniai akhir hayat yang baik. Karenanya husnul
khatimah merupakan dambaan sekaligus harapan terakhir bagi setiap muslim. Waktu
kecil tentu kita masih ingat do’a yang diajarkan oleh guru-guru agama di
sekolah atau ustadz kita yaitu;
اللَهُمَّ
اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَة وَلاَ
تَخْتِمْ عَلَيْنَا يَا الله بِسُوءِ الخَاتِمَة
Ya Allah, matikanlah kami dengan husnul khatimah
dan janganlah Engkau matikan kami dengan su’ul khatimah.
Setiap
manusia pasti menghadapi kematian. Dan tidak ada manusia yang hidup kekal di dunia ini, Allah berfirman dalam
al-Qur’an surat al-Anbiya’ 21 [34-35].
وَمَا جَعَلۡنَا لِبَشَرٖ
مِّن قَبۡلِكَ ٱلۡخُلۡدَۖ أَفَإِيْن مِّتَّ فَهُمُ ٱلۡخَٰلِدُونَ ٣٤ كُلُّ
نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ
وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ ٣٥
Artinya; Kami tidak menjadikan hidup abadi
bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah
mereka akan kekal
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Bagi orang yang berlaku baik akan mendapatkan
balasan kebaikan sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Rahman 55
[60]
هَلۡ
جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ٦٠
Artinya; Tidak ada balasan
kebaikan kecuali kebaikan (pula)
Bagi orang yang berlaku jahat,
juga akan mendapatkan balasan dengan kejahatan. Sebagaimana firman Allah dalam
al-Quran surat al-Nisa’ 4 [123].
لَّيۡسَ
بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا
يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا ١٢٣
Artinya; (Pahala dari Allah) itu
bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan
Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan
dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong
baginya selain dari Allah.
Sungguh kematian merupakan hakekat yang menakutkan,
dan tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu menolaknya. Proses pencabutan
nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik yang sangat dahsyat, menegangkan,
sekaligus menyakitkan. Peristiwa akhir hayat yang ditempuh manusia ini disebut sakratulmaut.
Sakratulmaut ini merupakan suatu kondisi dan keadaan dimana menjadikan seseorang kehilangan akal, ia berada dalam
kondisi yang sangat memprihatinkan atau berada dalam kondisi dimana ia tidak
menyadari apa yang berada disekelilingnya. Seseorang yang merasakan sakratulmaut
seperti orang yang mabuk namun tidak pingsan Sakratulmaut yang teramat dahsyat itu
sering membuat orang lupa kepada Allah SWT menjelang akhir hayatnya, padahal sakratulmaut
itu adalah haq (benar) dan sungguh membuat orang hendak menghindarinya.
Al-Qur’an surat Qaf 50 [19]
وَجَآءَتۡ
سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ بِٱلۡحَقِّۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ ١٩
Artinya; Dan datanglah sakaratulmaut
dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
Pada
peristiwa sakratulmaut tersebut masing-masing ruas anggota badan saling
mengucapkan selamat berpisah sebagaimana sabda Nabi saw;
Sesungguhnya seorang hamba akan
mengalami pedih dan mabuknya kematian. Di kala itu masing-masing ruas badannya
saling mengucapkan selamat berpisah dengan ucapan ‘alaik al-salaam (semoga
engkau selamat), kita akan saling berpisah sampai datangnya kiamat. H.R .
al-Dailamiy.
Karena
begitu berat dan pedihnya peristiwa menjelang kematian tersebut, sehingga banyak
orang yang menghadapinya dengan lupa diri. Kelakuan orang ketika itu akan
menampakkan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan orang yang selalu gelisah dalam hidup, maka akan
tampil di ujung kehidupannya dalam keadaan gelisah pula. Termasuk orang yang
hidup bergelimang dosa, niscaya dia akan menghadapi akhir hayatnya dalam keadaan
tersiksa, bahkan akan mengalami ketakutan yang luar biasa sampai-sampai hilang
akal. Selain itu menjelang maut tiba Allah SWT akan memperlihatkan kepada kita
tempat yang akan kita huni.
Rasulullah
saw bersabda; Tidak akan keluar seseorang kamu di dunia ini sebelum diperlihat
kepadanya tempat kembalinya, sehingga dia melihat tempatnya itu di surga atau
di neraka. H.R. Ibnu Abi al-Duniya. Disamping hadits ini Nabi bersabda bahwa
orang yang beriman akan diberitahukan ridha Allah SWT untuknya, sedangkan untuk
orang kafir diberitahukan pula adzab Allah SWT atas dirinya, Nabi saw bersabda;
sesungguhnya orang yang beriman apabila ia hampir mati diberi kabar gembira dengan
ridha Allah dan penghormatan-Nya, dan sesungguhnya orang kafir apabila ia sudah
dekat akan mati diberi kabar duka dengan adzab Allah dan hukuman-Nya. H.R.
Bukhari dan Muslim.
Dalam
menghadapi sakratulmut, kondisi manusia terdapat dalam dua keadaaan
yaitu; orang yang senantiasa berbuat buruk dalam hidupanya akan menghadapi
kematian dalam keadaan lupa kepada dirinya dan kepada Tuhannya. Keadaan ini
disebut su’ul khatimah. Sebaliknya orang yang beriman dan senantiasa
berbuat kebaikan dalam kehidupannya akan mengahadapi kematian dalam keadaan ingat
akan dirinya dan Tuhannya, disebut husnul khatimah.
Hanya
saja dalam kondisi demikian sering terjadi orang yang pada mulanya ingat akan
Allah, tiba-tiba jadi lupa kepada-Nya karena sangat sakitnya sakratulmaut.
Karena itu Rasulullah saw sendiri memohon kepada Allah SWT ketika ajalnya telah
dekat dan beliau sedang menghadapi sakratulmaut berdo’a kehadirat Allah;
dengan do’anya;
أَللهُمَّ
أَعِنِّيْ عَلى غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَسَكَرَاتِ الْمَوْتِ
Ya Allah tolonglah aku dari
perih dan kesulitan kematian. H.R. al-Tirmidzy
dan Ibnu Majjah dari Aisyah.
Atas dasar itu Rasulullah
menyuruh mengajari orang yang hampir meninggal (talkin) dengan
kalimat la ilaaha illa Allaah.
Guna mengajarkan kalimat tersebut tidak lain adalah agar orang yang sedang
menghadapi kematian itu dapat ingat kepada Allah dan lidahnya dapat menyebut
nama Allah SWT, sehingga ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Tanda-tanda husnul khatimah
di antaranya;
1. Mengakhiri ucapannya
dengan kalimat laa ilaaa illa Allaah, sesuai dengan hadits riwayat Abu
Dawud, barang siapa yang akhir ucapannya laa ilaaha illa Allaah akan masuk
surga.
2. Meninggal dengan
tiba-tiba sesuai dengan sabda Nabi mati
mendadak merupakan kesenangan bagi orang beriman dan menjadi penyesalan bagi
orang durjana H.R. riwayat Ahmad.
3. Meninggal dalam
berperang di jalan Allah disebut dengan mati syahid dunia akhirat. Sesuai
al-Qur’an surat al-Baqarah 2 [154]
وَلَا
تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٞ
وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu)
mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinyaز
Yang dimaksud hidup dalam
ayat ini ialah hidup di alam lain, tempat mereka mendapat nikmat-nikmat di sisi
Allah SWT.
4. Meninggal sebagai
syahid akhirat, sesuai sabda Rasulullah saw selain berperang di jalan Allah, ada
lagi tujuh syahid yaitu; a). Mati karena sakit perut, b). Mati karena tenggelam,
c). Mati karena sakit rusuk, d). Mati karena penyakit cacar, e). Mati karena
terbakar, f). Mati karena ditimpa reruntuhan, g). Mati karena melahirkan. H.R.
Malik, Abu Dawud, al-Nasa’i dan Ibn Hibban.
با
رك الله لي ولكم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar