Khutbah Jum’at Husnul Khatimah Oleh Masykur H Mansyur (IAN Syekh Nurjati Cirebon DPK Unsika Karawang)



            Sebagai seorang  muslim tentu sering mendengar istilah “Husnul Khatimah”. Husnul khatimah terdiri dari dua kata; husn yang artinya baik, dan al-khatimah yang berarti kesudahan atau akhir, sehingga kata ini sendiri berarti kesudahan atau akhir yang baik. Sejak kecil kita sering diajarkan do’a agar dikaruniai akhir hayat yang baik. Karenanya husnul khatimah merupakan dambaan sekaligus harapan terakhir bagi setiap muslim. Waktu kecil tentu kita masih ingat do’a yang diajarkan oleh guru-guru agama di sekolah atau ustadz kita yaitu;
اللَهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَة وَلاَ تَخْتِمْ عَلَيْنَا يَا الله بِسُوءِ الخَاتِمَة
Ya Allah, matikanlah kami dengan husnul khatimah dan janganlah Engkau matikan kami dengan su’ul khatimah.
            Setiap manusia pasti menghadapi kematian. Dan tidak ada manusia yang hidup  kekal di dunia ini, Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Anbiya’ 21 [34-35].
وَمَا جَعَلۡنَا لِبَشَرٖ مِّن قَبۡلِكَ ٱلۡخُلۡدَۖ أَفَإِيْن مِّتَّ فَهُمُ ٱلۡخَٰلِدُونَ ٣٤ كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ ٣٥
Artinya; Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Bagi orang yang berlaku baik akan mendapatkan balasan kebaikan sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Rahman 55 [60]
هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ٦٠
Artinya; Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)
Bagi orang yang berlaku jahat, juga akan mendapatkan balasan dengan kejahatan. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat al-Nisa’ 4 [123].
لَّيۡسَ بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا ١٢٣
Artinya; (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
Sungguh kematian merupakan hakekat yang menakutkan, dan tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu menolaknya. Proses pencabutan nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik yang sangat dahsyat, menegangkan, sekaligus menyakitkan. Peristiwa akhir hayat yang ditempuh manusia ini disebut sakratulmaut. Sakratulmaut ini merupakan suatu kondisi dan keadaan dimana menjadikan seseorang kehilangan akal, ia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan atau berada dalam kondisi dimana ia tidak menyadari apa yang berada disekelilingnya. Seseorang yang merasakan sakratulmaut seperti orang yang mabuk namun tidak pingsan  Sakratulmaut yang teramat dahsyat itu sering membuat orang lupa kepada Allah SWT menjelang akhir hayatnya, padahal sakratulmaut itu adalah haq (benar) dan sungguh membuat orang hendak menghindarinya. Al-Qur’an surat Qaf 50 [19]
وَجَآءَتۡ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ بِٱلۡحَقِّۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ ١٩
Artinya; Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
            Pada peristiwa sakratulmaut tersebut masing-masing ruas anggota badan saling mengucapkan selamat berpisah sebagaimana sabda Nabi saw;
Sesungguhnya seorang hamba akan mengalami pedih dan mabuknya kematian. Di kala itu masing-masing ruas badannya saling mengucapkan selamat berpisah dengan ucapan ‘alaik al-salaam (semoga engkau selamat), kita akan saling berpisah sampai datangnya kiamat. H.R . al-Dailamiy.
            Karena begitu berat dan pedihnya peristiwa menjelang kematian tersebut, sehingga banyak orang yang menghadapinya dengan lupa diri. Kelakuan orang ketika itu akan menampakkan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan orang  yang selalu gelisah dalam hidup, maka akan tampil di ujung kehidupannya dalam keadaan gelisah pula. Termasuk orang yang hidup bergelimang dosa, niscaya dia akan menghadapi akhir hayatnya dalam keadaan tersiksa, bahkan akan mengalami ketakutan yang luar biasa sampai-sampai hilang akal. Selain itu menjelang maut tiba Allah SWT akan memperlihatkan kepada kita tempat yang akan kita huni.
            Rasulullah saw bersabda; Tidak akan keluar seseorang kamu di dunia ini sebelum diperlihat kepadanya tempat kembalinya, sehingga dia melihat tempatnya itu di surga atau di neraka. H.R. Ibnu Abi al-Duniya. Disamping hadits ini Nabi bersabda bahwa orang yang beriman akan diberitahukan ridha Allah SWT untuknya, sedangkan untuk orang kafir diberitahukan pula adzab Allah SWT atas dirinya, Nabi saw bersabda; sesungguhnya orang yang beriman apabila ia hampir mati diberi kabar gembira dengan ridha Allah dan penghormatan-Nya, dan sesungguhnya orang kafir apabila ia sudah dekat akan mati diberi kabar duka dengan adzab Allah dan hukuman-Nya. H.R. Bukhari dan Muslim.
            Dalam menghadapi sakratulmut, kondisi manusia terdapat dalam dua keadaaan yaitu; orang yang senantiasa berbuat buruk dalam hidupanya akan menghadapi kematian dalam keadaan lupa kepada dirinya dan kepada Tuhannya. Keadaan ini disebut su’ul khatimah. Sebaliknya orang yang beriman dan senantiasa berbuat kebaikan dalam kehidupannya akan mengahadapi kematian dalam keadaan ingat akan dirinya dan Tuhannya, disebut husnul khatimah.
            Hanya saja dalam kondisi demikian sering terjadi orang yang pada mulanya ingat akan Allah, tiba-tiba jadi lupa kepada-Nya karena sangat sakitnya sakratulmaut. Karena itu Rasulullah saw sendiri memohon kepada Allah SWT ketika ajalnya telah dekat dan beliau sedang menghadapi sakratulmaut berdo’a kehadirat Allah; dengan do’anya;
أَللهُمَّ أَعِنِّيْ عَلى غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَسَكَرَاتِ الْمَوْتِ
Ya Allah tolonglah aku dari perih dan kesulitan kematian.  H.R. al-Tirmidzy dan Ibnu Majjah dari Aisyah.
Atas dasar itu Rasulullah menyuruh mengajari orang yang hampir meninggal (talkin) dengan kalimat  la ilaaha illa Allaah. Guna mengajarkan kalimat tersebut tidak lain adalah agar orang yang sedang menghadapi kematian itu dapat ingat kepada Allah dan lidahnya dapat menyebut nama Allah SWT, sehingga ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Tanda-tanda husnul khatimah di antaranya;
1.      Mengakhiri ucapannya dengan kalimat laa ilaaa illa Allaah, sesuai dengan hadits riwayat Abu Dawud, barang siapa yang akhir ucapannya  laa ilaaha illa Allaah akan masuk surga.
2.      Meninggal dengan tiba-tiba sesuai dengan sabda Nabi mati  mendadak merupakan kesenangan  bagi orang beriman dan menjadi penyesalan bagi orang durjana H.R. riwayat Ahmad.
3.      Meninggal dalam berperang di jalan Allah disebut dengan mati syahid dunia akhirat. Sesuai al-Qur’an surat al-Baqarah 2 [154]
وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinyaز
Yang dimaksud hidup dalam ayat ini ialah hidup di alam lain, tempat mereka mendapat nikmat-nikmat di sisi Allah SWT.
4.      Meninggal sebagai syahid akhirat, sesuai sabda Rasulullah saw selain berperang di jalan Allah, ada lagi tujuh syahid yaitu; a). Mati karena sakit perut, b). Mati karena tenggelam, c). Mati karena sakit rusuk, d). Mati karena penyakit cacar, e). Mati karena terbakar, f). Mati karena ditimpa reruntuhan, g). Mati karena melahirkan. H.R. Malik, Abu Dawud, al-Nasa’i dan Ibn Hibban.
با رك الله لي ولكم
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.