KHUTBAH JUM’AT MEMASUKI TAHUN BARU DENGAN 5 M Oleh: Masykur H.Mansyur (IAIN Syekh Nurjati Cirebon DPK Unsika Karawang

SALAM, HAMDALAH, SHALAWAT, TAQWA.

Memperhatikan  judul khutbah kali ini, interpretasi kita akan terbawa kepada 5 M yang berarti 5 miliar uang untuk bekal hidup, Boleh jadi seperti itu. Karena 5 miliar adalah jumlah uang yang besar.
Uang sejumlah tersebut mungkin cukup banyak untuk sebahagian orang, tetapi mungkin juga tidak untuk sebahagian yang lain. Tetapi jauhkan dulu interpretasi tersebut, karena kita akan membahas tentang 5 M yaitu 5 huruf M yang patut kita jadikan bekal perjalanan hidup kita baik dunia dan akhirat kelak dan Insya Allah dengan 5 huruf M tersebut aman.
Beberapa hari yang lalu kita sudah memasuki tahun 2019 Masehi. Menghadapi tahun baru ini ada baiknya memperhatikan firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat18.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Arinya, hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Adalah menjadi kewajiban setiap orang merancang dan mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
Hari esok mesti dirancang, dilaksanakan dan harus lebih baik dari hari ini, dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Prof. Abdullah Nasih Ulwan dalam kitabnya Ruhniyatud Daiyah yaitu dengan melaksanakan lima “M ” ; yaitu Mu’ahadah, Mujahadah, Muraqabah, Muhasabah, dan Mu’aqabah.
1.        Mu’ahadah
Mu’ahadah adalah mengingat perjanjian dengan Allah SWT. Sebelum manusia lahir ke dunia, masih berada pada alam gaib, yaitu di alam arwah, atau sering disebut dengan ikrar primordial. Ikrar primordial atau perjianjian tersebut sebagaimana terangkum dalam al-Qur’an surat a-A’raf 172
أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ ١٧٢
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
Ikrar muahadah ini dikongkritkan kembali setelah manusia lahir ke dunia dalam bentuk berupa ikrar janji kepada Allah. Wujudnya terefleksi minimal 17 kali dalam sehari dan semalam, bagi yang menunaikan shalat wajib. Sebagaimana ucapan kita dalam shalat
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢
Artinya, katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam
2.        Mujahadah
Mujahadah berarti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh melakukan amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.
Mujahadah adalah sarana menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Di antara perintah Allah SWT kepada manusia adalah untuk selalu berdedikasi dan berkarya secara optimal. Al-Qur’an surat al-Taubah ayat 105 Allah berfirman.
وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ
 ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥
Artinya, dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan
3.        Muraqabah
Muraqabah artinya merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Taqarrub ilallah menurut ulama seperti Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani adalah melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan menjalankan kewajiban-kewajiban dan larangan- larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Dapat dipahami bahwa muraqabah adalah: tercapainya keyakinan bahwa Allah selalu hadir, memandang, dan melihat semua keadaan kita, dengan penyerahan hati kepada kehendak dan keinginan-Nya, mengutamakan keinginan-Nya di atas keinginan kita, pada ujung ayat 52  surat al-Ahzab Allah berfirman
وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ رَّقِيبٗا ٥٢
Artinya, dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu
Bila setiap Muslim senantiasa memuraqabahi dirinya dan menghadirkan muraqabatullah (pengawasan Allah) dalam dirinya maka ia akan selalu takut untuk berbuat kemaksiatan karena ia selalu merasa dan sadar dirinya dalam pemantauan dan pengawasan Allah
4.        Muhasabah
Muhasabah berarti introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : " حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا ، وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا ، فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ فِي الْحِسَابِ غَدًا
Terkait dengan muhasabah, Umar bin Khaththab berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan dari pada hisab di kemudian hari” (HR. Iman Ahmad dan Tirmidzi secara mauquf dari Umar bin Khaththab)
Hal senada juga pernah diungkapan oleh Hasan Al Basyri pernah berkata, “Seorang mukmin itu pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya karena Allah. Karena sesungguhnya hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah menghisab dirinya di dunia.
5.        Mu’aqabah
Muaqabah artinya pemberian sanksi terhadap diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfaq dan sebagainya.
Di dalam ajaran Islam, orang baik adalah orang yang manakala berbuat salah, bersegera mengakui dirinya salah, kemudian bertaubat, dalam arti kembali ke jalan Allah dan berniat dan berupaya kuat untuk tidak akan pernah mengulanginya untuk kedua kalinya.
Pertanyaannya bagaimana dengan kondisi kita? Seberapa sering kita lalai dan seakan tidak perduli dengan kelalaian kita tersebut. Semoga 5 M ini lebih berharga dari 5 milyar yang kita inginkan di dunia ini. Karena 5 M ini jauh bernilai karena dapat menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat kita kelak. Insya Allah. Wallahu a’lam bi al-shawaab.
بارك الله لي ولكم
Share:

1 komentar:

  1. Terimakasih bapak artikelny sebagai bahan pelajaran..����

    BalasHapus

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.